Pantauan detikJabar, aksi mahasiswa itu dimulai sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka berkumpul di depan gerbang barat sembari bergiliran menyampaikan orasinya mengenai kecaman terhadap pemerintah. Sementara, polisi yang berjaga, turut mengamankan lalu lintas supaya kendaraan bisa melintas di depan kantor Wali Kota Bandung Yana Mulyana tersebut.
Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bandung Alwin Samosir mengatakan, kebijakan pemerintah mencabut subsidi BBM malah bakal menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Ia turut menyorot peran Pemkot Bandung yang dianggap belum serius menangani urusan di wilayah Ibu Kota Jawa Barat tersebut.
“Dalam fenomena dicabutnya subsidi BBM, kami belum mendengar sikap tegasnya Pemerintah Kota Bandung. Kita melihat Pemkot Bandung sejauh ini belum memperlihatkan kerja-kerja yang kongkret yang berdampak kepada masyarakat luas,” katanya.
Menurutnya, Pemkot Bandung tak punya sikap tegas terhadap kenaikan BBM saat ini. Sehingga, masyarakat di wilayah Ibu Kota Jabar ikut terdampak.
“Dari pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi. Hari ini kota Bandung kami padang bukan merupakan kota yang bahagia, bukan kota yang punya indeks pendidikan tinggi, punya indeks ekonomi tinggi, bukan kota yang punya kesenjangan,” ungkapnya.
Ketua HMI Cabang Bandung Rusdianto menambahkan pihaknya memandang kepemimpinan Yana Mulyana sebagai Wali Kota sudah gagal. Mahasiswa pun turut memberikan rapor merah bagi Yana yang dianggap tidak mampu merealisasikan janji-janjinya sebagai wali kota.
“Kami anggap Yana telah gagal sebagai wali kota. Sepeninggal almarhum Mang Oded, janji Yana selama ini tidak pernah ada yang berhasil direalisasikan. Kita buat rapor merah untuk Wali Kota Bandung Yana Mulyana bahwa BBM yang naik tapi kota Bandung tidak naik kelas,” pungkasnya.
Pantauan di lokasi, demo mahasiswa Cipayung Bandung ini bertahan hingga sekitar pukul 18.15 WIB. Mereka bahkan turut melaksanakan salat Magrib berjamaah di gerbang barat balai kota, sebelum akhirnya membubarkan diri dengan tertib.