Ia tampak tergopoh menghampiri detikJabar dan sejumlah awak media. “Di sini saja ya wawancaranya, hapunteun rada riweuh (mohon maaf sedikit sibuk),” kata pria yang akrab disapa Abah Asep ini, ia kemudian membetulkan letak ikat kepala khas sunda yang terpasang di kepalanya.
Ia memperkenalkan nama lengkap dan posisinya sebagai Founder Desa Wisata Hanjeli yang belakangan ditetapkan statusnya sebagai satu dari 50 Desa Wisata terbaik di Indonesia. Siapa sangka, perjuangan itu sudah dilakukan Abah Asep sejak 12 tahun lalu itu berbuah kebanggaan untuk desanya.
“Pertama kami mencoba mengkonservasi pangan (Hanjeli) ini karena ini hampir punah, waktu itu kami mencoba mengcreate kami coba olah jadi produk, dari mulai dodol, rengginang, jadi beras, jadi tepung bahkan cake, sabun hanjeli bahkan lain lainnya,” ujar Abah Asep.
Desa Wisata Hanjeli berada di Kampung Waluran, Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi. Abah Asep terus berinovasi dan berpikir bagaimana produk dari tanaman tersebut semakin luas. Salah satunya dengan membuat Desa Wisata.
“Lanjut supaya Multiplier effect (efek berganda) lebih mudah, lebih luas sehingga kami buat desa wisata. Karena di sini mengenalkan tentang bagaimana atraksi wisata mulai cara tanam, panen, numbuk pakai lisung, bahkan nampi menggunakan nampan masih terjaga sampai saat ini, bahkan wisatawan di ajak untuk membuat ulah dodol rengginang dan lainnya termasuk gelang aksesoris dari hanjeli juga,” paparnya.
Asep kemudian memulai beragam riset, dukungan terus berdatangan termasuk dari beberapa universitas terkemuka mulai memberikan beragam pemikiran. “Sebetulnya kami memulai reset, banyak referensi dari berbagai kampus terutama Unpad alhamdulillah kami banyak pengetahuan lalu kami coba create jadi beberapa produk,” ungkap pria yang mahir berbahasa Arab dan Inggris ini.
“Alhamdulillah dari situ kami bekerjasama dengan beberapa akademisi karena konsep kita konsep pentahelix, ada akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media,” imbuh dia.
Asep lantas bercerita soal pekerjaannya dulu, ia adalah mantan buruh migran. Saat pulang kampung, ia kemudian mencoba perlahan mendekati beberapa emak-emak hampir 80 persen Desa Wisata Hanjeli dibangun oleh para eks buruh migran.
“Saya kebetulan mantan butuh migran atau TKI, saya mencoba mengajak ibu-ibu, karena di sini banyak TKI dan TKW juga, kebetulan tim kita hampir 80% mantan buruh migran. Oleh sebab itu kami ingin mereka tidak pergi lagi ke Timur Tengah, dari pada kesana yuk manfaatkan potensi yang ada di kampung kita menjadi nilai lebih agar kita bisa meningkatkan taraf ekonomi yang sejahtera,” papar dia.
Sebelumnya diketahui, Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno terkesan dengan Desa Wisata Hanjeli. Ia tidak menyangka kawasan wisata berbasis Eduwisata itu ternyata hasil inisiasi eks pekerja migran.
Desa Wisata Hanjeli adalah salah satu dari 50 desa wisata terbaik dari Anugerah Desa Wisata 2022. Kawasan itu berada di Kampung Waluran II, Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi.
“Kami memberikan apresiasi karena dari 50 desa wisata ini ada salah satunya berbasis restorasi pangan ya. Dari Hanjeli ini hampir punah tapi sekarang dikembangkan dengan penuh kearifan lokal, melibatkan masyarakat, menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja,” kata Sandiaga kepada awak media, Sabtu (24/9/2022).