Melalui akun Twitter-nya, Do Kwon membantah telah kabur. “Aku menulis kode di ruang tamuku,” tulis pria asal Korea Selatan itu di Twitter tertanggal 27 September, ketika ditanya berada di mana.
Do Kwon juga mengklaim tidak punya niat bersembunyi, bahkan masih jalan-jalan. “Seperti yang kubilang, aku tidak berusaha untuk sembunyi. Aku pergi berjalan-jalan dan ke mall, tidak mungkin aparat tidak menemukanku dalam beberapa minggu ke belakang,” cetusnya lagi.
Tak hanya itu, dia menyatakan tidak menemukan namanya di daftar Red Notice yang dikeluarkan Interpol, sebagai penanda seseorang adalah buron. Akan tetapi memang Interpol kadang menyembunyikan daftar itu.
DI sisi lain seperti dikutip detikINET dari CNBC, jaksa penuntut distrik Seoul menyatakan Do Kwon masih melarikan diri. Tujuan ia dilaporkan Interpol adalah agar bisa terlacak, membawanya kembali ke Korsel, dan mengambil keputusan dalam 48 jam apakah akan menahannya.
Menurut Bitcoin.com, Do Kwon disebut sudah menutup Terraform Labs di Korea beberapa hari sebelum nilai Terra Luna kolaps. Perusahaan yang berkantor pusat di Busan itu dibubarkan, juga kantor cabangnya di Seoul, dalam rapat dengan para shareholder 30 April lalu.
Kemudian kantor Terraform di Busan itu ditutup pada 4 Mei, dan kantor di Seoul ditutup pada 6 Mei. Dari situ lah nilai Terra Luna mulai merosot drastis, tepatnya sejak 8 Mei dan membuat para investor rugi dengan nilai fantastis.
Terraform Labs sebenarnya adalah perusahaan yang didirikan di Singapura, namun juga terdaftar di Korea Selatan sebagai Terraform Labs Korea, yang punya kantor pusat di Busan dan kantor cabang di Seongdong District, Seoul.