Meski sudah ditarget, rencana proyek Bandara Cikembar masih terganjal aturan pada Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Pasalnya, Pemprov Jabar harus merevisi perda tersebut untuk menyesuaikan pembangunan bandara, termasuk persoalan penetapan lokasi (penlok) proyek itu.
Aris menerangkan, meski proyek bandara ini sudah mengemuka sejak 2019, Pemprov Jabar belum melakukan pembebasan lahan untuk area pembangunan bandara. Salah satu faktor utamanya karena pemprov masih mengacu pada Perda RTRW yang lama dan belum bisa mengakomodir pembangunan Bandara Cikembar.
“Padahal dulu, kementerian itu sudah mengalokasikan anggaran untuk konstruksinya pas sebelum pandemi di 2019. Cuma waktu itu karena Perda RTRW sebagai dasar penlok belum ada, pemprov belum berani untuk mengalokasikan anggaran untuk pembebasan lahannya. Ketika 2020 akan mempercepat, lalu ada pandemi, sehingga mempengaruhi prioritas dengan rencana ini,” paparnya.
Dengan mulai bergulirnya pembahasan revisi Perda RTRW Jabar, Aris optimistis proyek Bandara Cikembar bisa digarap pada tahun depan. Sebagai alternatif jika perda revisi itu tak rampung di tahun ini, pemprov akan menyiapkan skema lain supaya penlok Bandara Cikembar bisa disetujui oleh pemerintah pusat.
“Sekarang kami sedang menyiapkan untuk mempercepat penlok, ada alternatif selain melalui Perda RTRW yaitu rekomendasi kesesuaian pemanfaatan ruang (KKPR). Dan itu harus diajukan oleh pemprov melalui Pak Gubernur ke Kementerian ATR/BPN,” ucapnya.
“Kami sedang berkoordinasi menyiapkan surat tersebut. Karena itu jadi salah satu yang dibahas dalam rapat rekomendasi dengan KSP, kita harus menyiapkan itu karena memang ada beberapa aspek dokumen yang harus disiapkan kaitan dengan lokasi, koordinatnya, detailnya juga untuk Bandara Cikembar ini,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan dokumen perencanaan Bandara Cikembar milik Bappeda, proyek bandara ini rencananya akan memakan lahan seluas 137 hektare. Adapun biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 850 miliar, yang untuk kebutuhan pembebasan lahan memakan anggaran sekitar Rp 360 miliar.
Pembangunan Bandara Cikembar yang desas-desusnya berada di tengah kebun singkong ini pun rencananya akan dilakukan 2 tahap. Jika rencana pengadaan lahan tak memiliki hambatan kembali pada 2023, konstruksi bandara yang bisa mendukung akses pariwisata di Jabar Selatan ini ditarget bisa dilakukan pada 2024.